Perkembangan Pendidikan di Indonesia


Berbicara mengenai pendidikan yang merupakan suatu hal penting. Di zaman yang serba teknologi, setiap orang dituntut untuk memiliki pendidikan yang tinggi. Pada dasarnya, pendidikan tidak hanya diperoleh dari lingkungan keluarga namun juga diperoleh dari luar. Pendidikan dari luar yang dimaksud merupakan pendidikan formal yang wajib ditempuh sebagai syarat untuk terjun di dunia usaha atau dunia industri.

Di Indonesia, wajib pendidikan sudah dicanangkan oleh pemerintah. Hal tersebut berlandaskan pada UUD 1945 Bab XIII, dalam Pasal 31 ayat 1, yang menyatakan bahwa : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Pada mulanya, program ini mewajibkan setiap warga negara Indonesia untuk bersekolah selama 9 (Sembilan) tahun pada jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).

Namun hal tersebut dirasa kurang tepat. Karena pada jenjang tersebut siswa hanya memperoleh pendidikan dasar yang belum terlalu menjurus pada keterampilan yang nantinya digunakan saat terjun ke dunia kerja.

Hingga kebijakan tersebut akhirnya diubah, pendidikan wajib selama 12 tahun atau setingkat Sekolah Menengah Akhir atau Sekolah Menengah Kejuruan. Pada jenjang tersebut sudah diberikan bekal keterampilan dan keahlian yang menjadi bekal untuk terjun ke dunia kerja. Dunia kerja rata-rata memberikan syarat bagi pelamar kerja dengan pendidikan minimal SMA atau SMK. Lalu bagaimana dengan lulusan jenjang SMP atau MTs ? Para HRD cenderung mengesampingkan pelamar dengan pendidikan SMP atau MTs. Namun pemerintah tetap berusaha agar lulusan jenjang tersebut tetap dapat memperoleh pekerjaan. Sebagai contoh diadakannya kegiatan pelatihan, seminar, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat lainnya.

Terdapat bebrapa perbedaan antara kedua jenjang pendidikan akhir (SMA dan SMK). Pada jenjang SMK, siswa dibekali dengan kegiatan kejuruan berupa praktikum di laboraturium atau bengkel dan praktikum di lapangan atau industri. Sehingga hal tersebut memberikan nilai lebih bagi lulusan SMK. Untuk jenjang SMA lebih ditekankan pada proses analisa sehingga dirasa kurang memberikan pemahaman tentang apa saja yang diperlukan saat memasuki dunia kerja atau industri.

Tidak hanya sampai pada jenjang pendidikan akhir, banyak dari pelajar lulusan pendidikan akhir melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Yaitu melalui perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Hal tersebut dirasa cukup menjamin lulusannya untuk dapat terjun ke dunia kerja. Pada tingkat ini, pelajar cenderung lebih kritis dan berorientasi kedepan. Banyak dari mereka sudah melakukan berbagai inovasi dan berkreasi sesuai minat dan keterampilan. Hal tersebut ditunjukkan oleh prestasi-prestasi yang membanggakan baik di tingkat nasional maupun internasional.

Menurut sebagian orang, lulusan perguruan tinggi dirasa memperoleh posisi yang tinggi baik di perusahaan maupun industri. Mereka beranggapan bahwa pendidikan tinggi hanya untuk kalangan atas. Namun hal tersebut salah besar, pemerintah juga gencar dalam membuat program beasiswa penuh untuk pendidikan. Baik beasiswa untuk dalam negeri maupun luar negeri. Karena pada dasarnya pendidikan tinggi itu unutk siapa saja, tidak peduli dari kalangan manapun. Namun keberhasilan dari tiap individu tergantung pada usaha dan doa dari mereka. Bagi yang berusaha dan berdoa akan berjaya, namun bagi yang putus asa akan sengsara.

Comments

Popular posts from this blog

Membuat Biodata Pada Visual Studio Code

Session

Hapus Data dengan PHP - MySQL